![]() |
Bupati Bantul saat melakukan inseminasi sapi |
Sewon - Ketersediaan stok sapi di Bantul dipastikan akan meningkat. Pasalnya program sapi wajib bunting (siwab) di Kabupaten ini menuai hasil yang memuaskan. Dari target awal yang berkisar 18ribu sapi, produksi sapi melalui program siwab tahun ini mencapai 24 ribu ekor. Dalam panen pedet atau sapi muda dan kontes sapi serta kambing PE yang digelar di Stadion Sultan Agung, Selasa (5/12) pagi, puluhan sapi hasil inseminasi dipamerkan. Meski tenaga kesehatan hewan di Bantul masih perlu penambahan, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Bantul optimis tahun 2018 mendatang capaian hasil siwab akan lebih banyak.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DPPKP Bantul, Joko Waluyo di dampingi Kepala DPPKP Bantul, Pulung Haryadi membenarkan hasil capaian tersebut. Menurutnya angka 24 ribu ekor ini terhitung sejak Januari 2017 lalu. Selain itu saat ini sapi yang tengah bunting sejumlah 12 ribu ekor. Keberhasilan ini dinilainya didorong faktor antusiasme peternak di Bantul yang menyambut program ini. “Peternak kita itu senang dengan program siwab, mereka juga ikut inseminasi buatan,” terangnya.
Joko menjelaskan, keberhasilan ini diperkirakan akan mengalami peningkatan pada tahun 2018 mendatang. Meskipun diakuinya Bantul masih kekurangan tenaga kesehatan dan dokter hewan. Hal ini menurutnya dampak dari moratorium sehingga pemkab tidak midah untuk mendapatkan dokter hewan. Sejauh ini pihaknya memiliki 32 tenaga inseminasi. Sedangkan dari 17 kecamatan baru memiliki 10 puskeswan. Padahal di setiap puskeswan terdapat program Pelayanan Kesehatan Terpadu Hewan (Yanduwan). Program ini tentu salah satunya bertujuan untuk mendongkrak hasil capaian siwab. “Seperti Srandakan dan Sanden itu baru ada 1 puskeswan, tapi dari 10 yang ada sekarang sudah berupaya memaksimalkan kerja,” tandasnya.
Semenatara dalam kontes sapi dan kambing PE tersebut diikuti setidaknya 40 ekor kambibg dan 53 sapi se Bantul. Petugas dari Fakultas Peternakan UGM akan mendata dan menilai sejumlah kriteria. Salah satunya adalah proporsi berat dan ukuran tubuh hewan. Dalam registrasi awal sapi dan kambing ini ditimbang dan dikuru untuk mengetahui berat dan ukurannya. “Sapi itu tidak hanya asal berat, tapi yang baik adalah berat dan ukuran bisa proporsional,” jelasnya.
Di sisi lain, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Peternakan, I Ketut Diamirta mengaku puas dengan hasil yang dicapai kabupatan ini. Menurutnya hasil yang melebihi target ini merupakan bukti keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan produktifitas peternakan dan pangan. Meski begitu, pihaknya tidak akan memberikan target kepada pemerintah daerah untuk capaian tahun berikutnya. I Ketut mengaku selalu memberikan kebebasan pada Pemkab dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing. “Kalau harapannya tahun depan lebih banyak, tapi semua tergantung kesanggupan pemda bagaimana,” sebutnya.
I Ketut Diamirta menambahkan isu pangan menjadi sering dimulculkan dalam era pemerintahan Presiden Jokowi. Pemerintah sendiri berupaya agar tidak hanya mencukuoi kebutuhan pangan nasional namun juga menjadi negara yang bisa menyuplai kebutuhan pangan kepada negara lain. Sehingga akhir-akhir ini pemerintah terus menekan angka impor dan meningkatkan angka ekspornya. “Bantul ini unik, mulai dari petani, geografis, kesuburan tanah, semuanya ounya keunggulan,” ucapnya.
Kementrian sendiri kini tidak menargetkan swasembada daging, namun lebih pada swasembada protein hewani. Dalam artian, pemerintah berupaya meningkatkan asupan protein hewani masyarakat. Sehingga tidak hanya sapi, asupan protein hewani bersumber dari kambing, domba, kelinci, ayam, termasuk telur. “Sementara kita juga akan fokus pada petani ternak perah, karena masih harus ditingkatkan lagi produksinya,” imbuhnya.
Ditanyakan target produksi sapi tahun 2018 mendatang, Bupati Bantul, Suharsono memastikan angka target capaian akan ditingkatkan. Menurutnya dengan kemampuan peternak di daerahnya, bukan tidak mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih besar. Purnawirawan Polri ini mengaku capaian hasil siwab di luar perkiraan. “Kalau ada niat, jangankan 100 persen, 200 bahkan 300 persen peningkatan lebih baik,” pungkasnya.
0 Response to "Bupati Bantul Saat Melakukan Inseminasi Sapi"
Posting Komentar